Rabu, 10 Januari 2018

Dipernikahanmu, Ketegaranku Diuji

Penulis
Hari ini kumendengar berita baik darimu. Kau akan segera menikah. Kertas  berwarna cokelat, dengan goresan tinta emas serta fotomu dan permaisurimu menambah elegannya undangan pernikahanmu. Terima kasih telah memasukan namaku pada daftar undangan. Lama kumenatap kertas itu. Membangkitkan semua anganku dulu. Anganku yang pernah ingin  memiliki undangan terunik yang tertera namaku dan namamu, yang ingin mengenakan gaun putih panjang dan berjalan menyusuri lorong altar bersamamu, menjadi pengantin wanita yang tercantik untukmu. Bersumpah didepan altar Tuhan untuk sehidup semati, menangis karena terharu, karena akan segera lepas dari orang tuaku dan tinggal bersamamu. Semua mimpiku itu akan menjadi nyata, namun bukan untukku. Aku hanya akan menjadi umat yang menyaksikan sumpah setia dan cinta di pernikahanmu. Memang sakit, tapi kusadari dialah sang ratu yang selama ini kau impikan. Kutahu dia wanita yang sempurna, jauh dibandingkan denganku yang hanya seorang wanita biasa. Kau akan memiliki putri yang cantik sepertinya dan putra yang tampan sepertimu.

Hari ini hari pernikahanmu. Aku yakin tak akan sanggup ku menahan air mata menyaksikan mimpiku yang direbut orang lain. Benar saja, kau terlihat seperti yang pernah kuimpikan. Gaun pengantin wanitamu pun adalah gaun yang sangat kuimpikan. Hari ini, ketegaranku diuji. Walau sedikit goyah, kusemogakan hidupmu diberkahi kebahagiaan dan kelak aku mampu menyusulmu bahagia.


0 komentar:

Posting Komentar